Musim ini terbilang sedikit lebih dingin dibanding musim panas lalu, begitulah yang diucapkan Luna pagi ini. Aku tidak tahu hal itu, karena aku sendiri belum ada di dunia ini musim panas lalu. Bahkan aku sendiri tidak tahu apakah wilayah ini memiliki empat musim atau tidak. Mungkin aku terlalu fokus dengan kehidupanku, hingga hampir melupakan salah satu misiku untuk meneliti dunia ini.
Aku, Schana, Lily dan Luna, kami berempat saat ini tengah makan bersama di meja makan sebelum membuka kedai. Yah, bagaimanapun juga, aku merasa tidak cocok untuk bekerja di tempat ini. Aku ingin melakukan sesuatu yang lebih menantang. Meski aku sudah menjadi petualang, tetapi jika aku tidak mencari permintaan di guild, aku tidak akan mendapat uang.
“Darling, buka mulutmu dan katakan ‘ah'.”
“Aku tidak mau.”
“Ayolah darling, aku ingin menyuapimu.”
“Lebih baik kau lakukan itu pada Lily, dia lebih cocok ‘kan?”
“Hmph!”
Wanita itu memakan sendiri apa yang ada di sendoknya. Bukan berarti aku tidak mau memanjakannya, tetapi aku merasa aneh melakukan hal itu di depan Luna yang sejak tadi melihat kami berdua dengan tatapan aneh.
“Y-ya, aku sudah selesai di sini. Aku akan pergi dulu ke Guild untuk mencari sesuatu.”
Aku ingin kabur saja! Suasana di sini cukup mencekam hanya karena ada sesuatu yang aneh antara Schana dan Luna.
“Aku ikut, papa!”
“Aku juga akan ikut, Darling!”
“Aku siap menemanimu, Kagami!”
Eh? Kenapa mereka bertiga malah ingin ikut? Tujuanku sendiri adalah untuk meneliti dunia ini. Tidak mungkin aku akan mengajak mereka ‘kan? Tentu, akan kutolak dengan caraku sendiri.
“Maaf, semuanya, tetapi untuk kali ini aku ingin melakukannya sendiri.”
“Eh? Kenapa, papa?”
“Kenapa kau harus repot-repot pergi sendirian?”
Tentu saja Lily dan Schana adalah yang pertama protes. Luna hanya diam saja, tetapi dari raut wajahnya, dia pun mempertanyakan hal yang sama.
“Maaf, tetapi aku ingin sendiri untuk saat ini.”
Dengan begitu, aku segera meninggalkan kedai ini. Mereka sepertinya juga tidak terlalu keras kepala setelah aku memberikan alasan. Yah, aku bersyukur mereka bukan tipe perempuan yang keras kepala dan sulit mengalah.
Sembari berjalan menuju guild, aku memperhatikan kawasan perbelanjaan dan beberapa rumah warga. Keadaan ini tidak terlalu berbeda dengan keadaan pada abad pertengahan di Eropa, begitu juga dengan bentuk rumah-rumahnya, meski ada juga yang terbuat dari kayu. Benar-benar khas Medieval yang terlihat ‘kan?
Di gang-gang sempit juga terdapat beberapa orang dengan pakaian lusuh yang terlihat seperti gelandangan, atau mungkin memang seperti itu. Kerajaan ini menggunakan mata uang koin yang berbahan tembaga, perak, dan emas. Hal itu sangat memudahkanku sebagai pengguna sihir alkimia. Aku benar-benar seperti iblis yang menemukan sarang baru, hahaha.
Setelah sampai di guild, aku segera menyapa perempuan yang telah cukup mengenalku. Dia adalah resepsionis Guild petualang, nona Zaza.
Saat mata kami saling bertemu, dia tersenyum manis dan hendak melambaikan tangannya, tetapi sebelum hal itu terjadi, aku segera berbelok menuju papan permintaan.
“Eh? Sialan, dia mengabaikanku.”
Tunggu! Ucapanmu cukup keras! Bagaimana mungkin aku tidak akan mendengarnya? Bisa saja orang lain juga mendengarnya ‘kan? Aku segera berbalik dan menemuinya terlebih dahulu.
“Haha, aku rasa tadi salah dengar, tolong jangan marah, ya?”
“Ya, semoga saja. Diabaikan itu tidak enak tahu! Terlebih dengan orang yang kukenal, hmph!”
Woah, dia marah, ya?
“Baiklah, baiklah. Apa maumu di sini, tuan Kagami?”
“Eh? Apakah kehadiranku di sini seakan tidak dibutuhkan?”
“Apa yang katakan? Kau adalah petualang bintang tujuh, memangnya masalah kecil seperti apa yang dapat mengganggumu? Tidak ada ‘kan?”
“Ya, setidaknya aku ingin mendapat uang dari hadiah permintaan.”
“Selama tidak ada serangan Raja Iblis, tempat ini cukup aman, kau tahu? Permintaan yang ada pun tidak terlalu sulit, bahkan petualang bintang tiga sudah cukup.”
Hei, hei. Kau mengatakan seolah aku ini sama sekali tidak berguna. Perempuan itu lantas mengecek sesuatu di buku panjang yang ada di laci mejanya, dan mengamati cukup lama.
“Mungkin ada yang bisa kau lakukan. Ah! Ketemu.”
“Ada apa? Kau terlihat menakutkan saat menemukan hal itu.”
Dia menunjukkan dua lembar kertas kecokelatan yang terbuat dari bulu hewan.
“Ini adalah catatan permintaan. Dua hari lalu, ada seorang pria tua yang mencari anaknya yang tidak kembali ke rumah selama empat hari.”
“Penculikan? Jika tidak ada ciri yang khas, aku akan kesulitan.”
“Memang sih, dan juga, enam hari yang lalu, ada seorang petualang perempuan yang menerima permintaan pihak kami untuk meneliti suatu wilayah di perbatasan kota Parriot dan kota Rifflet.”
“Permintaan macam apa itu?”
“Mengawasi wilayah.”
Dia mengatakan hal itu sambil melirik ke arah lain. Lidahnya sedikit terjulur keluar ketika aku hanya diam memerhatikannya. Aku tahu, dia tengah berbohong. Kemudian aku lebih mendekat dan berbisik kepadanya.
“Jangan membohongiku.”
“Eh? Aku tidak bermaksud begitu, tetapi ini adalah rahasia Guild.”
“Sudah kubilang, jangan membohongiku.”
Dia membenahi cara duduknya dan kembali fokus ke pembicaraan kami.
“Maaf, sebenarnya, ada sedikit informasi yang kami terima bahwa di bukit Aethys terdeteksi adanya gelombang aneh. Makanya kami meminta petualang bintang lima, Sakura Aigiri untuk mengawasi wilayah itu.”
“Hanya itu? Lalu kenapa dia tidak kunjung kembali? Berapa lama kalian menyuruhnya melakukan hal itu?”
“Kami hanya meminta untuk mengawasi sampai ada pergerakan aneh di sana, tetapi kami tidak menduga bahwa dia tidak segera kembali.”
“Bodoh! Lalu kenapa kau tidak segera memanggilku?”
“Uh ....”
Aku tanpa sengaja memukul meja resepsionis. Saat suara yang kubuat menjadi pusat perhatian oleh beberapa petualang, aku menatap balik mereka dan akhirnya mereka kembali mengabaikanku seperti semula.
“Maafkan aku, nona Zaza, aku terbawa emosi karena aku terbiasa untuk segera memberi penyelamatan pada orang hilang di negaraku sebelumnya. Aku benar-benar minta maaf.”
“Tidak, kamilah yang harusnya minta maaf, karena tidak segera menghubungimu.”
Perempuan itu tertunduk lesu. Beruntunglah dia tidak sampai menangis karena aku membuatnya terkejut oleh pukulanku tadi. Dan, beruntungnya meja resepsionis ini tidak hancur, Hehehe.
“Sebenarnya ada beberapa petualang yang ingin mengambil permintaan ini. Beberapa dari mereka menolak saat mengetahui masalah hadiah permintaan, dan beberapa yang telah menerima, mereka berangkat ke sana, tetapi tidak kunjung kembali juga.”
“Tunggu, memang ada apa dengan hadiah permintaannya?”
Nona Zaza melirik ke kanan dan kiri, lalu mendekat ke wajahku.
“Karena pria yang mengajukan permintaan ini adalah seorang Blacksmith yang tidak cukup terkenal, maka dia tidak tahu harus memberi apa sebagai imbalannya.”
“Hanya itu? Aku kira dia sama sekali tidak memiliki apa-apa. Baiklah, kalau begitu aku akan segera mencari perempuan itu.”
“Benarkah? Untuk imbalannya, aku rasa lebih baik jika kau membicarakannya dulu dengan klien kami.”
“Tidak! Imbalan itu adalah masalah mudah. Tentu jika dia tidak memiliki apapun untuk dibayarkan, aku bisa memiliki anaknya untuk jaminan, atau mungkin untukku saja, ya? Hahaha.”
“Yah, lalu apa yang akan Anda katakan kepada nona Schana jika Anda membawa pulang perempuan lain?”
Eh? Tunggu! Aku lupa jika aku sudah punya istri. Lalu bagaimana dengan hadiahku nanti? Jika aku tidak mendapatkannya, itu sama saja dengan bekerja secara gratis ‘kan?
Namun, tidak juga. Menyelamatkan orang itu tidak butuh imbalan. Aku hanya perlu melakukannya dengan sungguh-sungguh. Untuk masalah hasil dan imbalan, aku pikirkan itu nanti.
“Aku akan mencari mulai dari sekarang. Jika Schana dan Lily mencariku, katakan saja aku sedang ada misi khusus!”
“Um! Akan saya sampaikan, tolong berhati-hatilah dan jangan sampai terluka.”
“Oke!”
Dengan begitu, aku akan segera menuju ke bukit Aethys yang berada di dekat perbatasan kota Parriot dan Rifflet. Perjalanan ini mungkin sedikit jauh, jadi aku menggunakan seragam hitam milik divisiku beserta jubah hitamnya. Wah, aku merasa nostalgia dengan misiku di duniaku sebelumnya.
Seragam dan jubah ini memiliki pertahanan sihir, sehingga untuk berjaga-jaga jika menghadapi penyihir lain, aku tidak perlu khawatir berlebihan dengan serangan mereka.
***
Aku segera sampai di kaki bukit Aethys setelah melewati perjalanan 20 menit dengan menggunakan sihir Leap. Di sini, aku benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda. Hawa dingin yang kurasakan bukanlah akibat dari serangan suatu makhluk aneh, melainkan memang berasal dari wilayah itu sendiri.
Sebenarnya bukit ini sedang mengalami musim apa sih? Di luar cukup hangat, sedangkan setelah melewati batas, tempat ini menjadi dingin seperti pada saat musim salju.
Dengan melewati perbatasan pada kaki bukit, secara langsung aku telah memasuki wilayah kota Rifflet. Itu mengingatkanku tentang penculikan anak dan istri Baron Azla dulu.
Di hadapanku sekarang, terdapat hutan lebat yang gelap. Dari informasi lain yang kuterima, permintaan dari Guild meminta untuk mengawasi hingga ke dalam hutan. Maka dari itu, aku harus masuk ke dalam. Hutan ini cukup sepi, bahkan suara serangga kecil pun tidak terdengar.
Pepohonan yang menjulang hingga ke langit memberikan kesan angker pada hutan ini. Batang pohon yang berbunyi ‘nyit' tidak berhasil membuatku merinding. Tentu saja, aku lebih merinding jika bertemu Astal di tempat seperti ini. Itulah ketakutan yang hakiki di duniaku.
Aku melihat Device, tidak ada makhluk lain yang menghuni hutan ini, bahkan serangga pun tidak terdeteksi. Lantas aku kembali melanjutkan perjalanan. Suhu yang dingin ini semakin lama seperti menusuk hingga ke tulang-tulangku. Aku bahkan tidak habis pikir, bagaimana nasib orang yang terjebak di sini selama beberapa hari.
“Tidak ada siapa pun di hutan ini. Oh sial! Aku lupa menanyakan ciri-ciri orang yang sedang kucari. Nah, sekarang aku harus apa?”
Aku jadi bingung, selain suhu yang dingin, beberapa pergerakan aneh juga muncul di semak-semak. Itu membuatku terus mengecek Device sebelum melangkah ke arah lain. Semakin aku masuk ke dalam, cahaya semakin tidak dapat menembus lebatnya dedaunan. Tanah yang sedikit basah menyebabkan orang sulit berjalan, tanah yang longsor juga sedikit tak terlihat, mungkin ada beberapa orang yang jatuh ke sana dan tidak ditemukan.
Sejak masuk ke dalam hutan ini, aku menemui fenomena cukup aneh dan tidak asing. Hal itu membuatkan tak berhenti memantau radar pada Device, tetapi hasilnya nihil, tidak ada apa-apa di hutan ini. Saat aku menoleh, aku melihat sebuah ekor yang tertarik ke dalam semak-semak.
Ya, itu mengingatkanku, dengan suhu dingin ini. Manusia biasa tidak dapat bertahan, tetapi jika ada kehidupan lain, makhluk apa itu?
Aku mengubah radar pada Device dan mengaktifkan Thermal Mode. Aku bisa mengetahui posisiku sendiri, dan ada juga beberapa benda lain yang memiliki panas sama sepertiku, tetapi mereka cukup jauh dari tempatku berdiri. Selain itu, tidak ada tanda-tanda lain dari makhluk yang baru saja sedikit terlihat oleh mataku.
Aku lantas mengaktifkan Nightmare Vision Mode pada Device. Mulai dari situlah, aku menemukan kejanggalan yang sejak tadi kujumpai. Siapa yang mengira, ada puluhan titik merah yang muncul di sekitarku. Dan setelah aku menyadari hal itu, aku saat ini mungkin sedang diawasi dan dikelilingi oleh makhluk berdarah dingin.
“Ahaha ... sialan.”

0 Komentar