Setelah menyelesaikan pertikaian umum di jalanan. Kami melanjutkan perjalanan. Tidak lama menunggu kemudian, sebuah gedung besar berwarna putih salju memenuhi penglihatanku. Dari sekian banyak bangunan yang kulihat di kota, ini kali pertama aku mengunjungi bangunan megah bak Istana Kepresidenan.
Dengan ciri khas seperti pagar besi setinggi tiga meter dan halaman dengan rumput hijau yang rapi, juga taman bunga berwarna-warni. Tempat ini tampak begitu akrab di ingatanku.
Jalan tanah membentang selebar lebih kurang empat meter. Kereta kuda kami melaju tanpa hambatan ke dalam area bangunan tersebut. Cukup dari luar saja aku dapat membayangkan betapa megahnya ruangan di dalam. Ya, seperti yang diharapkan dari rumah seorang bangsawan pemimpin kota ini.
Setelah kereta berhenti, seorang pria tua dengan rambut berpakaian ala butler membuka pintu kereta kuda ini. Wajahnya yang tenang begitu mengesankan, kesopanan yang dia tunjukkan juga begitu tinggi. Jadi, inilah kekuatan luar biasa pelayan bangsawan ‘kah?
“Selamat datang kembali, nona Airi.”
“Un! Terima kasih, Sebastian.”
Butler tersebut menunduk penuh rasa hormat kepada Airi. Dia perlahan keluar dari kereta ini dengan penuh keanggunan. Setelah itu menjadi giliranku, kemudian disusul oleh Lily.
Gadis catkin ini menunjukkan raut wajah yang sangat gembira. Sepasang matanya seakan berbinar-binar akan keindahan tempat ini.
“Oh! Anda pasti tuan Kagami, ‘kan? Nona Airi sangat bahagia ketika menceritakan kisah kepahlawanan Anda di kota itu.”
“Itu tidak benar! Aku hanya melakukan tugasku sebagai petualang.”
“Mou! Sebas! Jangan mengatakan hal memalukan seperti itu!”
Hmm ... apanya yang kepahlawanan? Aku terpaksa ikut bertindak karena dia menipu ‘kan? Sebenarnya di sana tidak ada harta karun.
Airi kemudian mengomel ke arah butler bernama Sebastian. Tingkah mereka seakan membuat hubungan antara tuan-pelayan hilang seketika. Kedua terlihat seperti kakek dan cucu yang saling memperdebatkan hal sepele.
Usut punya usut, Sebastian adalah butler yang telah melayani Airi sejak kecil. Gadis itu tumbuh menjadi cantik dan elegan. Betapa besar kasih sayangnya sebagai pelayan.
Kami mulai menjejakkan kaki di teras bangunan tersebut. Pintu raksasa setinggi tiga meter di hadapanku mulai terbuka. Pandanganku mulai memasuki kediaman tersebut. Di sana terdapat beberapa maid yang berbaris menjadi dua barisan, di ujungnya seorang pria dan wanita berpakaian mewah melihat kami dengan senyuman.
Wanita di sebelah kiri pria tersebut tidak lain adalah ibu Airi. Jika tidak salah, pedagang di kota tadi memanggilnya nyonya Aurelia. Itu berarti pria paruh baya di samping kanannya adalah ayah Airi, Baron Azla.
“Selamat datang di kediamanku, wahai anak muda. Kau pasti Kagami ‘kan? Aku telah mendengar tentang dirimu dari anakku.”
“I-Iya! Perkenalkan, nama saya adalah Kagami Kiriyama!”
Ah ... ini membuatku malu. Tidak! Perasaanku tidak enak. Kuharap gadis itu tidak menceritakan hal-hal yang aneh.
“Lalu, siapa gadis manis di sampingmu? Apakah dia adalah budakmu?”
“Ya, dia adalah teman party-ku, Lily.”
“Ouh, nama yang bagus.”
“Terima kasih.”
Pria itu menatap Lily, tetapi bukan dengan pandangan yang merendahkan seperti kebanyakan orang di kota. Jika dia juga melakukannya, aku akan langsung angkat kaki dari tempat ini. Lily yang baru pertama kali bertemu dengan orang-orang itu, sejak tadi bersembunyi di balik pakaianku.
Kami disambut dengan baik di kediaman ini. Pemikiranku tentang ayah Airi seketika menjadi semakin baik. Dia terlihat seperti pria yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan sewaktu masih muda.
Dia membawa kami ke ruangan tamu. Pelayan kemudian datang dan menyajikan teh kepada kami. Meski Lily adalah beastkin, dia mendapat perlakuan yang baik di sini. Sepertinya dia akan betah berlama-lama di sini. Terlebih, kedua matanya sejak tadi selalu melihat ke arah luar. Mungkinkah dia tertarik dengan rumput hijau di halaman?
“Ah, aku senang kalian mau datang memenuhi undanganku. Maaf jika ini terlalu pagi untuk aktivitas kalian.”
“Tidak apa! Kami masih membersihkan kedai saat itu. Jadi aku menyerahkan sisanya kepada temanku yang lain.”
“Benarkah? Aku merasa senang jika kau tidak keberatan, anak muda.”
Apa alasan beliau mengundangku kemari? Apakah dia juga mendengar cerita tentang aku yang memiliki lencana berbintang tujuh?
“Maaf, aku belum sempat berterima kasih kepadamu semenjak kepulangan istriku. Jadi, aku sangat berterima kasih karena kau telah menyelamatkan istri dan anakku.”
“Itu benar, sejak diselamatkan olehmu, aku juga belum berterima kasih. Aku sungguh meminta maaf atas kelalaianku dan berterima kasih atas kebaikanmu waktu itu. Kau telah mempertaruhkan semua yang bisa dilakukan untuk menyelamatkanku.”
Sikap mereka begitu sopan meski aku adalah orang luar. Aku sempat berpikir jika mereka adalah para bangsawan yang tamak akan harta dan kekuasaan. Hal itu begitu menakutkan, bahkan lebih menakutkan dibanding Astal.
Baron Azla kemudian menepukkan tangannya beberapa kali, setelah itu seorang maid datang dengan membawa sesuatu di nampan berwarna perak. Dia menyerahkan sesuatu seperti medali penghargaan dan sebuah kantong berukuran sedang.
“Aku telah mendengar kekuatanmu dari Airi. Dia mengatakan kau memiliki anugerah Perwujudan Dewa. Apakah itu benar?”
“Jika yang Anda maksud adalah wujud Meister, maka dapat kukatakan bahwa itu benar.”
“Oo ... itu hebat sekali. Hanya sedikit orang yang mampu menggunakannya karena dikatakan hanya keturunan dari para dewa yang dapat menguasai kemampuan tersebut.”
Baron Azla sedikit terguncang. Tetapi apanya yang dengan ‘keturunan dewa'? Hampir seluruh orang berkemampuan tinggi di duniaku dapat menguasainya. Yah, sebenarnya pemicu awal munculnya wujud Meister adalah dari trauma yang diterima seseorang. Berbagai hal bisa menyebabkannya, kecelakaan, kematian orang yang disayangi ataupun kehilangan sesuatu yang berharga.
Jujur saja, aku mendapatkan wujud Meister ini karena dahulu aku sempat mati di medan perang. Tetapi karena perjuangan seseorang, aku berhasil diselamatkan sebelum benar-benar tak tertolong. Hmm ... kekuatan sihir itu benar-benar mengerikan.
“Ini adalah permintaan kecilku. Apakah kau mau menjadi ksatria bagi keluarga kami? Aku bisa memberikan kedudukan yang tinggi untukmu di korps kami.”
“Itu benar, jika kau mau, kau bisa menjadi ksatria pribadi Airi. Bagaimana? Sepertinya putriku tertarik denganmu.”
“Ibu! B-Bukan berarti aku menyukainya! Aku hanya merasa hormat kepadanya!”
Whoa ... wajah Airi mendadak memerah seperti tomat. Andai aku bisa, aku ingin sekali menjadi ksatria kerajaan. Tetapi aku rasa menjadi ksatria untuk keluarga ini juga bukan masalah ‘kan? Aku hanya perlu mengawasi gadis itu ketika berada di tempat-tempat tertentu.
Aku merasa tarikan kecil di bagian samping bajuku. Ketika aku menoleh, Lily terlihat sedikit sedih. Sepasang telinganya menutup dan ekornya yang awalnya terlihat bahagia pun kini terlihat terkulai lemah tak berdaya.
“Master, jangan lupakan aku!”
Bisiknya pelan dengan penuh penekanan arti. Aku tersentak kaget mendengarnya. Gadis itu mungkin berpikir bahwa ketika aku bekerja di sini, dia akan dilupakan begitu saja. Hal itu mungkin saja terjadi jika aku memiliki pemikiran yang angkuh. Tetapi ....
“Tidak! Aku sangat minta maaf. Tetapi aku menolak tawaran baik Anda, Baron Azla.”
“Heh? Jawaban yang sangat tak terduga. Yah, jika bukan karena anugerah Perwujudan Dewa itu, aku akan terus memaksamu. Tetapi sepertinya ini tak terlalu buruk.”
“Yah ... sepertinya kau membuat gadis manisku kecewa, Kagami. Hora, jangan bersedih, Airi. Jangan menyerah untuk mengejarnya!”
“Mou! A-Aku tidak sedih, ibu!”
Apanya yang ‘tidak sedih'? Air terlihat di sudut matamu! Mungkin Baron Azla memintaku menjadi ksatria keluarganya karena ancaman yang akan datang dari Viscount Barre. Baron Azla kemudian mulai menyerahkan medali kepadaku beserta sejumlah koin emas di dalam kantong tersebut.
Namun aku menolaknya, tidak mungkin aku akan menerima hadiah sebanyak itu setelah menolak tawaran baiknya untuk menjadi ksatria keluarganya. Tetapi ibu Airi terlihat sangat memaksaku untuk menerima hadiah tersebut. Bukan untuk menarik minatku kepada korps keluarga ini, tetapi untuk tanda terima kasih atas penyelamatannya beberapa hari lalu.
Paksaan wanita itu terlalu berlebihan, terkadang. Sehingga membuatku harus menerimanya. Dengan sedikit berat hati aku menerimanya, kemudian menyerahkannya ke Lily. Kunjungan singkat di tempat ini akhirnya selesai. Ketika aku hendak pergi menuju ke luar. Baron Azla masih menahanku, begitu pula dengan istri dan anaknya.
“Aku tahu tidak dapat memaksa seseorang yang memiliki anugerah besar sepertimu. Tetapi ... jika tidak salah kau adalah petualang ‘kan? Aku ingin melihat lencana bintang milikmu, bolehkah?”
“Karena itu adalah Anda, aku akan mengizinkan, tetapi tolong jangan memberitahukan ini kepada orang lain!”
“B-Baiklah!”
Aku mulai mengambil lencana bintang yang diberikan oleh guild petualang ketika mendaftar. Saat mengulurkannya dari telapak tangan, mata ketiga orang-orang itu terbuka lebar. Rasa kekaguman mencuat dari raut wajah mereka.
“I-Ini? Mungkinkah kau memiliki kekuatan sebesar ini di usiamu yang masih muda? Ini mustahil! Bahkan kau lebih kuat dari jenderal kerajaan! Siapa kau sebenarnya?”
“Aku? Aku hanya petualang biasa di dunia ini.”
Setelah itu kami segera pergi dari kediaman Baron Azla. Awalnya Airi berniat mengantarku dengan kereta kuda dan aku menolaknya dikarenakan masih ada tempat lain yang harus kutuju setelah ini. Kami pun berpisah dengan mereka di depan pintu pagar kediaman beliau.
Aku dan Lily saling bergandengan tangan dan berjalan bersama seperti kakak-adik.
“Master? Selanjutnya ke mana?”
“Kita akan pergi ke guild? Bukankah kau suka sihir dan petualangan? Aku akan mengajarimu menjadi penyihir yang andal.”
“Benarkah? Yeay! Terima kasih, Master!”
***
Setelah sampai di guild, kami langsung menuju ke meja resepsionis. Tempat ini selalu saja dipenuhi oleh banyak petualang dengan berbagai peringkat. Sebelumnya tidak terlalu ramai ketika aku mendaftar, jadi tidak ada petualang lain yang mengetahui soal lencanaku.
“Ah! Tuan Kagami, selamat datang! Apakah kau ingin mencari permintaan yang bagus kali ini?”
“Tee-hee. Inginnya seperti itu. Tetapi aku sekarang sedang lelah. Oh iya, aku ingin mendaftar gadis ini sekaligus menjadikannya teman party, apakah bisa?”
“Tentu saja! Baiklah nona, silakan kemari!”
Prosedur untuk menjadi petualang itu akhirnya selesai. Aku tidak perlu meminta penjelasan ulang mengenai aturan petualang untuk Lily.
Lencana bintang mulai diberikan kepada Lily. Sepertinya cara kerja lencana bintang cukup akurat. Karena saat ini jumlah bintang yang dimilikinya hanya ada satu bintang. Resepsionis itu sedikit bersimpati kepada Lily. Aku juga telah berjanji untuk membuatnya kuat seperti diriku. Jadi dia tidak terlalu mempermasalahkannya dan kembali mengeluarkan wajah penuh kebahagiaannya.
Tidak ada masalah selama pendaftaran, semua berjalan lancar. Kami kemudian pulang ke penginapan dan bersiap untuk membantu Luna yang tengah bekerja keras.

0 Komentar