Kami berdua berpisah dengan Airi dan ibunya setelah sampai di gerbang kota Parriot. Kini mereka dapat kembali tenang, masalah penculikan itu telah teratasi, dan aku pun sekarang dapat menikmati waktu beristirahat.
Aku membawa Lily ke Nouvo inn. Begitu memasuki ruangan kedai, semua mata tertuju kepadaku. Tidak, itu tertuju pada seseorang yang kini bersembunyi di belakangku. Para pelanggan yang melihat kami seakan menampakkan wajah tak nyaman.
Lily bersembunyi di balik pakaianku, tangan dan tubuhnya gemetar penuh ketakutan dengan banyak pasang mata mengarah kemari. Luna yang awalnya berada di meja kasir pun segera menghampiriku dan menarik tanganku.
“Tunggu dulu, Kagami! Siapa gadis kecil itu? Jangan bilang dia adalah budak? Terlebih rupa itu... kenapa kau membawanya ke dalam sini?”
“He? Kau tidak mengatakan larangan tentang budak kepadaku?”
“Benarkah? Yah, pokoknya cepat ikut aku ke belakang! Bawa juga gadis itu!”
Dia berbisik dengan nada marah. Lantas aku mengajak Lily ke belakang. Saat kuperhatikan baik-baik. Luna berdiri tegak dengan kedua tangannya yang berada di pinggangnya. Dia pasti meminta penjelasan dariku.
“Jadi, siapa gadis kucing ini? Jelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi!”
Cih, sudah kuduga.
“Namanya Lily, dia adalah budak yang kubeli sewaktu berada dalam perjalanan kemari.”
“Ha? Kenapa kau harus membeli budak? A-apakah aku masih tidak cukup bagimu?”
“Tunggu—apa maksudmu?”
“Eh? Lupakan! J-jangan dipikirkan!”
Wajah Luna mendadak menjadi merah padam. Apa yang baru saja terjadi padanya? Apakah dia sedang demam?
Karena kurasa perdebatannya akan semakin panjang, aku kemudian menceritakan kejadian yang telah kulalui hari ini. Yah, sedikit melelahkan dan keterlaluan sih. Kuharap dia tidak menertawakanku ketika mendengar cerita di mana aku telah ditipu oleh Airi.
Penjelasan selesai sedikit lebih lama dari dugaanku. Dia terkejut. Dengan tubuh membeku dan mulut terbuka. Luna tidak mengira bahwa aku akan bertemu dengan keluarga bangsawan. Di pikirannya, aku pasti akan segera mendapat kabar bagus, seperti hadiah prestasi kepahlawanan.
Yah, aku meninggalkan Luna yang masih membeku. Karena Lily terlihat kotor dengan hanya menggunakan sepotong kain lusuh, aku membawanya ke kamar mandi dan memandikannya.
Karena peraturan tak tertulis mengatakan bahwa budak dilarang memasuki kedai, terutama budak ras binatang. Hal itu karena mereka dianggap kotor dan memperburuk pemandangan di sekitarnya.
Tapi kini Lily telah bersih dan wangi selayaknya gadis lainnya. Hanya saja karena tidak ada pakaian lain, aku mengambil kemejaku di Inventory dan memakaikannya. Terlihat sangat kebesaran, tapi dia menjadi terlihat lucu dan imut, terlebih kedua tangannya yang tak terlihat akibat lengan panjang tersebut.
Aku meminta jubah seadanya kepada Luna, dan dia memberi satu yang cukup hangat. Kemudian aku memberikannya kepada Lily. Budak jenis manusia masih diperbolehkan tidur di penginapan, tapi untuk budak binatang, mereka harus tidur di kandang kuda, tempat para pelanggan kami memarkirkan kereta kudanya.
Namun, sangat jelas aku menolak sikap buruk itu. Terlebih Lily begitu imut, mana mungkin aku akan membiarkannya tidur di tempat seperti itu. Karena itulah, aku menyuruhnya tidur di kamarku saja. Karena tidak mungkin untuk menyewa kamar lain.
Lily memasuki kamarku, dia terlihat ragu-ragu. Tapi karena aku bersikeras memaksanya, dia akhirnya menurut.
“Ya, ini hanya tempat kecil. Tapi gunakanlah sesukamu.”
“Tidak mungkin! Bukankah ini berlebihan? Apakah aku akan tidur bersama Master?”
“Memangnya kenapa? Itu lebih aman dan nyaman dari pada kandang kuda ‘kan?”
“Ta-tapi aku ini budak.”
Lily menundukkan wajahnya. Tidak masalah bagiku. Sejak awal aku tidak suka membeda-bedakan orang lain.
Malam yang dingin itu. Kami pun segera tidur. Dia awalnya dipenuhi keraguan, tapi karena tak dapat menahan rasa kantuknya, dia tertidur di sampingku.
***
Pagi ini, aku terbangun dengan tenang. Ah, aku bersyukur sekali dapat menikmati pagi yang tenang dan nyaman tanpa suara trompet yang bising di setiap pagi.
“Selamat pagi, Master. Cuaca hari ini berawan. Suhu mencapai 16 derajat Celsius.”
“Uah, pagi juga, Alvis.”
Mataku kembali melihat atap yang sudah tak asing. Suhu di tempat ini begitu dingin, tapi aku masih dapat merasa hangat, bukan hanya karena ada selimut tebal ini. Tapi....
Aku membuka selimut yang terlihat mengembang pada sisi kiriku. Di situ, Lily meringkuk seperti bola sambil memeluk ekornya. Sepasang telinganya menutup, tak beberapa lama itu terbuka dan bergerak-gerak seakan mendengar suara. Punggungnya menempel di tubuhku, bahkan dia mendesakku seakan menginginkan seluruh ranjang ini.
“Selamat pagi, Lily.”
Aku membelai kepalanya, rambutnya yang halus membuat tanganku dengan mudahnya meluncur. Dia bergerak, tubuhnya meregang hingga tampak sangat imut, seperti kebanyakan kucing ketika bangun tidur. Kemudian Lily berbalik dan mendongakkan kepalanya ke atas.
“Selamat pagi juga, Master!”
Senyum lebar penuh semangat membuatnya tampak semakin imut.
Setelah acara bangun pagi yang cukup berbeda selama ini. Aku segera turun ke bawah untuk menyapa Luna yang tengah membersihkan meja kedai.
“Selamat Pagi, Luna.”
“Un, Selamat pagi, Kagami.”
“Ada yang bisa kubantu?”
“Tentu saja. Ah, tolong kau pindahkan botol kosong di sana dan gantikan dengan botol baru di gudang, ya.”
“Ok.”
Aku memindahkan botol bir dan anggur merah yang kosong ke gudang dan mengambil persediaan baru, lalu menaruhnya ke rak botol di belakang kasir. Lily pun dengan senang hati membantuku, yah, tidak masalah selama dia dapat tersenyum lebar seperti itu.
Setelah membantu menyiapkan semua peralatan sebelum membuka kedai. Aku berniat keluar hari ini bersama Lily. Kurasa membiarkan dia mengenakan kemeja yang kebesaran itu akan membuatnya tidak nyaman.
“Apa kau akan pergi?”
“Hn, aku ingin pergi ke guild terlebih dahulu, kemudian membelikan Lily pakaian.”
“Eh? Kau ingin membelikan pakaian untuk budak—uh, Lily?”
Aku mengangguk sekali, kemudian menggandeng tangan kecil Lily dan keluar dari penginapan.
Aku masuk ke dalam guild dan bertemu dengan mbak resepsionis. Wajahnya tampak sangat cerah ketika dia melihatku masuk ke dalam bangunan ini. Apakah sesuatu telah terjadi? Aku jadi curiga.
“Um, aku sudah mengurus goblin-goblin itu, terlebih, aku mendapat tangkapan besar.”
“Un, terima kasih atas kerja kerasnya. Aku juga sudah mendengar kabar tentang penyelamatan istri Baron Azla. Selamat atas prestasi yang telah Anda capai.”
“He? Kenapa kau bisa tahu? Apakah kabarnya tersebar secepat itu?”
“Yup! Kabar itu sangat cepat menyebar, karena ini adalah masalah yang berhubungan langsung dengan bangsawan.”
“Oh, begitu.”
Sialan! Pasti gadis itu penyebab dari semua ini. Kenapa harus menyebarkan kabar tidak penting? Kuharap hal merepotkan tidak mendatangiku.
Dia menoleh ke bawah dengan rasa penasaran tinggi.
“Siapa gadis kucing ini?”
“Hmm, dia adalah, ya, kau tahu ‘kan?”
“Oh, budak pemuas nafsu!”
“Bukan! Cih, diam saja kalau begitu!
Lily menatapku penuh kebingungan, tapi aku hanya tersenyum seakan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
“Baiklah. Ini adalah hadiah dari permintaan yang Anda kerjakan.”
“Oke, terima kasih.”
Mbak resepsionis itu mengulurkan tangan kanannya dan berpose seperti meminta sesuatu dariku. Hmm, apa ya? Aku hanya terdiam dengan wajah datar, hingga pada akhirnya dia mengerutkan keningnya.
“Ada apa?”
“Apanya yang ‘ada apa'? Cepat berikan kartu guild-mu!”
“Untuk apa?”
“Untuk memberimu poin prestasi!”
Tidak! Dia berada dalam mode agresifnya. Mendadak mbak resepsionis itu ingin menangkapku, beruntunglah aku segera mengambil jarak lebih jauh. Kemudian aku memutuskan untuk langsung kabur bersama Lily dan meninggalkan tempat itu.
Kami kemudian mencari toko pakaian yang berada di kota ini. Setelah setidaknya berjalan cukup lama, kami akhirnya menemukannya. Ketika kami memasuki tempat itu, pelayan di sana segera menyambut kami.
“Selamat datang, Tuan. Adakah yang bisa saya bantu?”
“Un, aku mencari pakaian untuk gadis kecil ini.”
Aku menunjuk ke arah Lily. Awalnya pelayan itu cukup terkejut ketika mengetahui bahwa Lily adalah gadis kucing, lalu dia segera membawa kami.
“Kalau begitu, silakan lewat sini, Tuan.”
Kami mencari pakaian yang cocok untuk Lily, oleh karena itu, aku meminta saran kepada pelayan toko tersebut, lalu dia pergi. Lily menarik ujung seragamku, dia terlihat sedih hingga kedua telinga kucingnya menutup.
“Hei? Kenapa kau menjadi sedih, Lily?”
“Apakah ini pantas untukku? Mendapat pakaian baru dari Master. Kami para budak tidak seharusnya diperhatikan seperti ini.”
Matanya memandang ke bawah, air mata perlahan berkumpul, seakan dia dapat menangis kapan saja. Aku menurunkan tubuh dan menyentuh kedua bahunya, kemudian menariknya ke pelukanku.
“Aku tidak peduli hal itu, Lily. Siapa pun dirimu dan apa pun jenismu. Aku akan tetap menganggapmu selayaknya seorang gadis.”
Yah, aku mengatakan sesuatu yang terlihat seperti playboy. Sialan! Kuharap dia tidak salah paham karena ucapanku.
Lily mengusap air matanya, kemudian tersenyum cerah kepadaku. Dia tampak bahagia seperti sebelumnya.
“Tuan, ini beberapa pakaian yang kami rekomendasikan.”
“Un.”
Aku mengangguk paham. Pelayan itu melirik Lily dengan tatapan menjijikkan. Aku tahu bahwa budak semacam ini pasti akan mendapat penindasan yang berlebihan. Tapi aku tidak menyangka pelayan itu akan memperlihatkan wajah buruknya tepat di depanku.
Lily mencoba pakaian yang menurutnya cukup bagus. Sembari menunggunya, aku melihat-lihat pakaian yang lainnya. Aku sedikit tertarik dengan beberapa pakaian yang sepertinya cukup bagus di sana. Aku pun membeli baju, celana serta jubah sebagai pakaian ganti. Tidak mungkin aku akan selalu menggunakan seragam militer ini ‘kan?
“Master!”
“Ya?”
“Lihat aku! Lihat aku! Apakah ini cocok?”
Dia mengenakan blus berwarna violet dengan rok hitam pendek. Whoa, bahkan dengan penampilan itu, dia tidak tampak seperti seorang budak. Aku tidak menganggap ini berlebihan sih. Aku tidak akan menyia-nyiakan uangku setelah membelinya. Dia akan menjadi seperti adik perempuan yang manis.
“Kau sangat cantik, Lily! Itu sangat cocok."
“Tee hee.”
Dia kembali tersenyum. Oh, betapa indahnya senyuman gadis kucing itu. Seperti yang kulihat di anime dan manga Jepang. Ini benar-benar seperti mimpi indah. Misalnya begitu pun aku tidak ingin buru-buru bangun.
Ya. Aku menjadikan gadis kucing ini yang awalnya begitu lusuh dan kotor, menjadi gadis cantik dan sedap dipandang mata. Mungkin ini hari keberuntunganku.

0 Komentar