Aku segera pergi menuju ke gerbang untuk berangkat, awalnya aku harus sendirian untuk menangani masalah ini, tapi nyata aku salah. Albert ikut bersamaku, setelah berada di depan gerbang, sebuah mobil hitam telah menanti kami. Pria bersetelan serba hitam seperti agen CIA yang sejak tadi berdiri di samping mobil itu menghampiri kami.
Umurnya mungkin sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh tahun, menurutku dia masih cukup muda. Dia membungkukkan badannya sekitar lima belas derajat, kami pun melakukan hal yang sama.
“Silakan, Tuan. Kita harus segera berangkat.”
Pria tersebut membukakan pintu belakang mobil, kemudian kami masuk. Whoaa... dia seperti pelayan kerajaan di anime-anime yang pernah kutonton saat berada di rumah. Yah, meski aku seorang prajurit, aku juga seorang remaja yang membutuhkan hiburan. Aku tidak salah ‘kan?
Selama di perjalanan, tidak ada suara satu pun yang terdengar. Huft... hal ini lebih hening dari pekuburan. Ketika aku melihat ke arah kaca spion depan, sopir tersebut melirikku dengan tajam. Sial! Kenapa aku malah merasa waswas? Apakah Albert tidak merasakan sesuatu? Jujur aku sedikit tidak nyaman dan bisa dibilang curiga kepadanya.
Perjalanan membosankan itu berlangsung sekitar dua puluh menit, mobil kami akhirnya tiba dan kami turun tepat di depan gerbang masuk sebuah bangunan berlantai dua dengan cat putih seperti kantor umum.
“Tuan, silakan segera masuk ke dalam dan nikmatilah setiap kegiatan yang ada.”
Begitulah yang diucapkan pria tadi sebelum pergi meninggalkan kami. Sayang, tidak ada penyambutan kecil-kecilan ketika kami mulai melewati gerbang, bahkan penjaga pun tidak ada. Apakah mereka libur?
“Cukup kecil untuk laboratorium sepenting ini.”
Pikirku memang cukup kecil jika dilihat dari depan, seperti rumah biasa.
“Tidak, lantai atas hanya kantor biasa, laboratoriumnya berada di bawah tanah.”
Whoa... sebuah penyamaran kah? Agar tidak ketahuan kah? Atau jangan-jangan pemerintah juga tidak tahu. Hahaha...
Hmmm... tidak buruk juga sih, tapi apakah tidak apa? Suasana begitu tenang meski kami telah berada di depan pintu masuk. Setidaknya adakanlah acara penyambutan untuk kegiatan kerja sama ini dong! Aku kan sudah datang jauh-jauh, dari asrama...
Aku dan Albert terpaksa membuka sendiri pintu tersebut, ketika melihat ke dalam, keadaannya benar-benar sepi. Apakah itu wajar? Apakah kami tidak salah alamat?
“Senpai, kita tidak berada di bangunan yang salah ‘kan?”
“Tidak. Aku pernah berkunjung kemari sebanyak tiga kali. Tapi memang terlihat sedikit aneh.”
Tidak seorang pun kami temukan, semakin masuk ke dalam, semakin sepi. Apa sih yang sebenarnya terjadi di sini? Apakah akan terjadi penyerangan kepada kami? Lalu aku harus melawan mereka hingga babak belur, kemudian menang dan mendapat penghargaan dari pemerintah Jepang. Tidak, tidak, tidak! Ini bukan seperti film action yang sering kutonton.
Seluruh pintu ruangan yang kami lewati telah terbuka, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan dari satu pun pegawai yang ada. Apakah hari ini libur massal?
“Alvis, aktifkan mode siaga!”
“Perintah dijalankan, Master.”
Yes! Dengan begini aku tidak perlu terkejut jika ada serangan dadakan, karena Alvis telah meningkatkan fungsi sensorisnya.
Kami berjalan semakin jauh di lorong yang tidak ada habisnya ini. Apakah bangunan ini sangat luas? Ini hanya melelahkanku saja. Ah, tidak juga, kami menemukan sebuah pintu di ujung lorong. Dari pada menyebutnya ‘menemukan', kurasa Albert memang sengaja ingin membawaku ke sana. Tapi sedikit merasa curiga dengan tempat ini.
“Master, terdeteksi adanya pergerakan asing.”
Aku melirik ke belakang sesaat, kemudian mengambil Charlotte dan menembakkan peluru beratribut petir ke arah pojok lorong dan menghancurkan sebuah CCTV.
“Hanya CCTV? Aku kira akan ada sesuatu yang lebih seru.”
“Tidak, Senpai. Sebelum aku mengaktifkan mode siaga pada Alvis, aku merasakan CCTV ini telah mengawasi kita sejak masuk dari gerbang.”
Aku sangat yakin jika diawasi, kenapa? Aku dapat merasakan pergerakan kamera yang mengikuti langkah kami, jadi diam-diam aku mengaktifkan High Sense, sihir non-atribut untuk merasakan pergerakan sekecil apa pun. Sihir ini termasuk tipe jarak dekat karena hanya memiliki penglihatan maksimal lima meter dari tempatku berdiri.
Kami kemudian berhenti di depan sebuah pintu besi, sekilas mirip seperti lift, atau mungkin hanya perasaanku saja. Albert menekan tombol di dinding yang berada di sebelah kanan pintu tersebut. Ha! Jadi itu benar sebuah lift?
“Kenapa harus ada lift jika ruangannya berada tepat di bawah kita, Senpai?”
Pintu itu terbuka, kemudian kami masuk dan pintu kembali menutup.
“Jika kau ingin turun ke bawah sedalam tiga ratus meter dengan anak tangga, silakan lakukan sendiri. Aku akan menunggumu dengan senang hati.”
“Tidak, terima kasih atas tawarannya.”
Ha? Yang benar saja! Tiga ratus meter? Sepertinya tempat ini begitu dilindungi, tapi kenapa gedung di atas sangat sepi?
Lift berhenti turun, perlahan pintu mulai terbuka. Pemandangan yang indah—maksudku mengerikan, tersaji di depan mata kami. Lampu utama telah mati, hanya menyisakan lampu darurat yang menyala merah terang, terlebih lampu itu berkedip seperti akan rusak. Aku sedikit terkejut ketika melihat mayat-mayat tergelatak bersimbah darah, dinding-dinding dipenuhi bercak darah. Jauh di ujung lorong, terdapat dua lorong berlawanan arah.
Dari lorong sebelah kanan tiba-tiba muncul sesuatu, itu seperti manusia sih, lengkap dengan sepasang tangan dan kaki, tapi kulitnya berwarna hijau terang bercampur hitam dan dapat menyala di kegelapan.
Sial! Dia melihat kemari dan langsung berlari dengan cepat. Makhluk itu mengulurkan tangannya yang lemas seperti hendak menerkam kami. Sontak aku mengambil Charlotte dan mengarahkannya ke depan.
“Plasma bullet!”
Pistol tersebut terkokang otomatis, dan dengan segera aku menekan pelatuknya, kemudian sebuah bola plasma seukuran bola basket meluncur ke arahnya dan menembus dadanya hingga berlubang. Tembakan itu tepat sasaran dan membuatnya tersungkur beberapa meter di depan kami.
“Whoa... aku tidak menyangka dapat bertemu dengan makhluk ini.”
“Ya, Senpai benar juga. Kenapa bisa ada Toxic Spliter di sini? Aneh sekali ‘kan?”
“Ya, kita harus segera pergi ke laboratorium utama!”
Kami langsung berlari, tanpa memedulikan banyaknya mayat yang berhamburan di sepanjang lorong. Kami sampai di lorong dengan tiga cabang berbeda. Melirik ke berbagai arah dan mencoba membuat kesimpulan sementara.
“Alvis, lakukan Scan pada radius seratus meter!”
“Ya, Master. Perintah sedang dimuat. Menemukan adanya tanda kehidupan Horde.”
Horde adalah sekumpulan mayat hidup yang memiliki akal lebih baik dari mayat hidup sejenis lainnya. Bisa dibilang mereka lebih mengerikan dan lebih sulit untuk dihadapi. Aku memerhatikan map hologram pada Device-ku, di lorong depan ada empat, sedangkan di sebelah kanan ada lima.
“Senpai, kuserahkan di sebelah kanan kepadamu! Aku akan masuk ke laboratorium utama.”
“Baiklah, jika kau menemukan portal dimensinya, segera hancurkan saja!”
“Aku mengerti!”
Kami berpisah di sini. Dia menuju ke lorong di kanan, sedangkan aku berlari lurus ke depan. Beberapa Spliter biasa muncul, mereka merangkak di lantai dan di langit-langit. Aku menembak mereka secepat mungkin sebelum berhasil mendekat.
“Sial! Ini seperti film zombie saja! Aku paling tidak suka bertemu mereka!”
“Tidak apa Master, mereka masih dapat kau atasi dengan mudah.”
“Bukan itu masalahnya! Mereka lebih menjijikkan dari pada mayat hidup yang lambat di jalanan.”
Aku berhenti di depan pintu laboratorium utama. Aku memeriksa lokasi di dalam melalui Device. Hanya terdapat empat lingkaran merah kecil dan sebuah lingkaran merah besar yang berkedip-kedip. Apakah makhluk besar itu sekarat? Syukurlah.
Aku menendang pintu itu dan... sialan! Kakiku menjadi sakit! Kenapa tidak ada yang memberitahuku jika itu adalah pintu geser? Dasar sialan!
Aku menggesernya ke kanan dan menemukan ruangan penuh bercak darah, banyak peralatan rusak dan hancur. Aku juga melihat para pegawai yang memakai jas putih tengah berbaring, di sampingnya terdapat Spliter yang tengah memakan isi perutnya. Usus, lambung, pankreas dan paru-parunya keluar dari dalam tubuhnya.
Itu sangat menjijikkan. Langsung saja aku membunuh Spliter itu sebelum menyadari kehadiranku. Setelah semuanya terbunuh, aku melihat ke Device-ku. Lingkaran raksasa merah itu menghilang dari radar. Apakah benar-benar telah mati? Yeay...
Aku melihat sebuah benda menyerupai pintu persegi panjang yang kosong. Jadi inikah portal tersebut? Kemudian aku mulai mendekatinya dan menyiapkan Charlotte.
“Bersiaplah untuk musnah....”
Aku sedikit tersenyum licik. Perlahan kutekan pelatuknya dan akan kuhancurkan benda ini. Tetapi...
“Master! Terdeteksi adanya bahaya!”
Aku melihat sekilas ke radar Device dan menemukan lingkaran raksasa muncul di belakangku. Apa...? Tidak mungkin jika dia dapat hidup lagi!
Aku berbalik dan mendapati makhluk bertubuh gempal setinggi tiga meter. Kenapa ada Bloater? Makhluk itu mengayunkan tangannya dan berhasil membuatku terhempas ke samping dan menghantam dinding.
Aku menembakkan peluru plasma ke arahnya, tapi itu hanya memantul dari tubuhnya saja. Apakah dia kebal terhadap sihir? Tubuhnya mirip orang yang mengalami obesitas, gelambir pada perutnya bergerak naik-turun ketika berlari ke arahku, kulitnya hitam pucat dengan wajah rusak. Aku melakukan rolling untuk menghindari ayunan tangannya yang kedua.
Meski aku kembali menembakkan peluru plasma, itu benar-benar tidak berpengaruh. Sialan! Apa yang sekarang harus kulakukan? Keringatku semakin mengucur deras, aku sedikit panik dalam keadaan terdesak begini. Tapi tunggu, kenapa dia tadi sempat hilang dari radar?
“Master, tenangkan dirimu! Denyut jantungmu meningkat drastis.”
“Iya, iya. Aku tahu itu!”
Sial! Ini benar-benar membuatku kerepotan. Apakah jangan-jangan dia memiliki kemampuan invisible? Mustahil! Aku belum pernah bertemu Bloater sejenis itu. Bahkan seharusnya itu tidak mungkin ada! Apakah dia mengalami evolusi? Mustahil! Tubuhnya perlahan menjadi samar-samar dan mulai menghilang. Sial! Benar-benar hilang.
“Ha...! High Sense!”
Aku dapat merasakan gerakannya, tapi aku masih tidak dapat melihatnya. Sialan! Aku merasakan pergerakannya semakin jelas, aku berlari ke kiri dan ternyata benar, nyaris saja tangan itu menghancurkan tubuhku, tapi dia hanya merusak mesin dari portal itu, kurasa.
Baguslah, dia membantuku menghancurkannya. Tapi aku semakin terkejut, portal itu malah mengeluarkan cahaya terang dan memperlihatkan tempat aneh berisi pohon-pohon.
“Apa itu?”
Aku kemudian melompat ke atas dan mendekati portal itu. Bloater itu benar-benar tidak memberiku kesempatan untuk berpikir. Dasar makhluk sialan!
Aku harus bisa menghancurkan portal ini, tapi Bloater itu sepertinya ingin terus melawanku. Aku menggunakan peluru megasonik untuk menghempaskan sekaligus menjauhkannya dariku, tapi yang kudapati malah diriku sendiri yang terhempas ke belakang.
Aku terhempas hingga berguling di tanah. Tanah? Kenapa bisa ada tanah di sini? Saat kulihat sekelilingku, terdapat pohon-pohon tertanam dengan beratapkan langit biru cerah, lebih seperti hutan sih. Aku kembali fokus ke Bloater yang mulai berjalan mendekati portal itu. Dia mulai memegangi pintu masuknya dan hendak memaksa masuk, meski tidak muat.
“Master, kapasitas mana meningkat hingga dua ratus persen. Saya sarankan gunakan mode Meister untuk menghancurkannya.”
“Ya, seperti tidak ada cara lain.”
Tekanan Mana yang besar meledak dari dalam tubuh. Aura putih terang menyelimuti seluruh pakaianku. Mode ini meningkatkan banyak semua atribut serta non-atribut sihirku. Mode ini hanya memberi beberapa perbedaan fisik, seperti rambutku yang berubah putih pucat dan mataku berwarna merah darah. Ini bukan pertama kali aku menggunakannya sih.
Hanya saja Mana yang dibutuhkan sangat banyak untuk menggunakan mode ini, itulah yang membuatku tidak bisa menyia-nyiakannya. Aku mulai mengulurkan tangan kananku dan merapal mantra sihir kuno tingkat tiga.
“Wahai api, datanglah sebagai bencana dan lenyapkan lawan di hadapanku. Grand Inferno!”
Tiga lapis lingkaran sihir merah muncul dan menjadi semakin lebar. Kobaran api mulai keluar dari titik tengahnya dan menjadi serangan tornado horizontal yang menggilas dan membumi hanguskan semua di depannya dengan suhu lebih dari tiga ribu derajat celsius.
Perlahan lingkaran sihir itu mulai menghilang, beserta dengan kobaran api tersebut. Portal dimensi itu pun ikut hilang. Mungkin juga hangus terbakar, bersamaan dengan Bloater sialan itu. Tapi... apakah bangunan itu juga hangus ya? Gawat...
Yang kini ada dalam jangkauan penglihatanku adalah hutan dengan bekas kebakaran sejauh dua ratus meter, tanahnya pun ikut menghitam dengan meninggalkan bekas berbentuk kerucut.
Yah... ini bisa menjadi masalah besar. Namun masalah baru tengah kuhadapi saat ini... di mana aku berada sekarang?

0 Komentar