The Irregular Lifeforms Chapter 12 - Keributan di Tengah Jalan


Dua hari yang lalu semenjak penyelamatan para anggota bangsawan kota ini. Kedai semakin diramaikan oleh para petualang. Banyak dari mereka adalah para laki-laki yang ingin berteman denganku. Tetapi siapa yang tidak tahu siasat licik itu. 

Mendekati orang lain dan berusaha akrab secara tiba-tiba, kemudian memanfaatkannya dengan tanpa belas kasih. Hal itu sudah sering terjadi di duniaku sebelumnya. Bahkan terlalu sering hingga aku muak melihat wajah orang yang sama itu. Terlebih kalau mereka adalah bagian dari pemerintah. Aku seperti ingin menghancurkan mereka hingga ke akar-akarnya. 

Lambat laun, aku mulai merasa nyaman tinggal di dunia ini. Menjadi satu-satunya orang yang berasal dari dunia lain bukan berarti aku harus mencurigai mereka semua dan menghindari masalah sosial. Kini pun aku memiliki dua orang teman yang cantik yang pastinya dapat kupercayai. 

Aku melihat Luna tengah menyiapkan sesuatu di meja kasir. Sedangkan Lily, gadis kecil itu membersihkan meja kedai, seperti yang kulakukan sekarang. 

“Lily, jika di situ sudah selesai, tolong bersihkan juga meja di pojok sana!” 

“Baiklah, Master.” 

Dia bergerak lincah melewati meja-meja dan segera menuju ke tempat yang aku tunjuk. Dia begitu senang sambil mengibaskan ekornya walau hanya sedikit membantu di kedai ini. Itu pun ketika tidak ada pelanggan. Karena jika pelanggan tahu, mungkin mereka akan jijik untuk kembali ke tempat ini lagi. 

Kling! Bunyi lonceng terdengar tiba-tiba. Ini masih belum waktunya buka, tetapi siapa yang masuk sekarang? 

“Selamat pagi, apakah ada orang?” 

Suara merdu tersebut segera menggema di ruangan ini. Gadis dengan rambut panjang yang mengenakan blus putih dan rok hitam pendek selutut itu terlihat anggun ketika memasuki kedai. 

“Eh? Nona Airi? Kenapa Anda bisa datang ke sini? Kagami, apa kau yang menyuruh nona Airi datang kemari?” 

“Tentu saja tidak mungkin!” 

Luna begitu terkejut dengan kehadiran Airi, begitu pun diriku. Lagi pula untuk apa gadis itu datang kemari? 

“Kagami! Aku mencarimu! Ikutlah bersamaku! Aku ingin memperkenalkanmu pada ayahku!” 

Eh? Apa-apaan gadis itu? Kenapa aku harus bertemu dengan ayahnya? Aku tidak memiliki urusan politik dengan beliau. 

“Ta-tapi ....” 

“Sudahlah ikut saja!” 

Gadis itu mendadak meraih tangan kananku dan menariknya menuju ke luar. 

“Master!” 

Aku menoleh ke Lily saat kudengar panggilannya yang sedikit lemah. Gadis itu membuat wajah sedih. Ekornya menggantung lemas bersamaan dengan kedua telinganya yang menutup. Ah, lagi-lagi tatapan itu. 

“Kau mau ikut, Lily?” 

“Hn!” 

“Eh, tetapi, Kagami?” 

“Jika Lily tidak boleh ikut, aku juga tidak akan ikut!” 

Aku sedikit mengancam Airi. Yah, aku orang bodoh yang dengan berani mengancam anak seorang bangsawan. Kuharap tidak ada hukuman mati hanya untuk hal sepele itu. 

“Baiklah-baiklah. Kau boleh mengajak gadis kecil itu.” 

Kami kemudian keluar dari Nouvo Inn dan menuju ke kereta kuda. Di sana terdapat seorang perempuan berpakaian seperti ksatria penjaga. Apakah di dunia ini juga ada ksatria wanita juga? 

“Nona Airi? Siapa laki-laki yang Anda bawa?” 

“Oh! Dia adalah Kagami. Dia yang menyelamatkan aku dan ibu.” 

“Apakah tidak apa membawa laki-laki mencurigakan seperti dia? Bisa saja dia memanfaatkan para penculik itu untuk mendekati Anda.” 

“Eh?” 

Kalimat perempuan itu sedikit nyelekit. Jika saja bukan karena dia lawan jenis, aku pasti akan mengarahkan pukulanku ke wajahnya. 

“Jika kau tidak suka kepadaku, tinggalkan aku dan biarkan aku kembali bekerja!” 

Aku sedikit menggertak agar Airi segera memberi jawabannya. Jika dia hanya terdiam setelah mendengar perkataan perempuan itu, maka tidak ada gunanya aku menerimanya. 

“Tenanglah, Kagami! Tee-hee. Aku tidak akan mencurigaimu kok. Dan juga untukmu, Miuna, jangan berkata terlalu kasar begitu, kau ‘kan seorang gadis!” 

“Ha!” 

Perempuan itu segera menjawab dengan sigap dan tegas. Seperti yang diharapkan dari seorang ksatria. Ia pun segera membukakan pintu kereta kuda yang terlihat mewah dan mempersilakan kami masuk. Airi berada pada giliran pertama, aku yang kedua dan Lily yang terakhir. 

“Cih, budak binatang.” 

Mendengar gumamannya sedikit terdengar olehku. Telinga Lily mendadak menutup dan aku langsung berada pada mode siaga. Sembari memeluk Lily, aku menatap tajam perempuan itu. Kami terlibat kontak mata secara langsung, tetapi setelah itu dia segera pergi menuju kursi pengemudi, dan kami akhirnya berangkat menuju kediaman Baron Azla. 

Meski masih pagi, tetapi ada saja yang ingin mengajak ribut.

***

Airi duduk di dekat jendela, rambut merahnya berkibar tatkala ditiup embusan angin dari luar. Dia begitu menikmatinya. Sebebas itukah hidupnya sebagai bangsawan? 

Tangan kananku membelai pelan kepala Lily yang berada di pangkuanku. Meski begitu, ekornya terus bergoyang dengan cepat. Aku sempat berpikir bahwa tingkahnya sangat mirip dengan kucing. Mungkin juga karena dia adalah gadis setengah kucing. 

“Airi? Apakah kau memikirkan sesuatu?” 

“Eh? Ah, tidak. Ada apa?” 

“Bukan apa-apa.” 

Dia jelas sedang memikirkan sesuatu. Dia selalu melamun ke arah jendela. Mungkin saja hanya masalah internal bangsawan. Jika memang begitu, aku tidak dapat ikut campur. 

Kereta kami tiba-tiba berhenti. Sudah sampai ya? Jaraknya tidak terlalu jauh sih dari penginapan Nouvo ke mansion Baron Azla. 

“Ada apa, Miuna? Apakah terjadi sesuatu?” 

“Maaf, nona Airi, hanya para orang bodoh yang hendak berkelahi di jalanan, saya akan segera mengurusnya.” 

Perkelahian ya? Tetapi aku tidak terlalu mendengar suara gaduh dari luar. Aku mencoba mengintip melalui jendela. Memang ada tiga orang yang memiliki perasaan  saling mengancam. Aku memutuskan untuk keluar dan melihat dari dekat. 

“Master?” 

“Kagami? Kau ingin ke mana?” 

“Ada tontonan seru.” 

Kulihat ada dua pria yang saling bertukar pandangan mengancam dan seorang gadis muda yang terduduk di jalan. 

“Oh, romansa ini? Seorang pria yang hendak melindungi kekasihnya, ya? Pasti seru!” 

Di sana, seorang pria kurus dan gadis muda terlihat hanya menatap pria besar berotot di sisi lain. Aku menghampiri ksatria wanita yang menjadi pelindung Airi. 

“Apa masalah mereka?” 

“Aku rasa hanya petualang sok kuat yang hendak mengganggu pedagang biasa dan budaknya—tunggu! Kenapa kau di sini?” 

“Tenanglah nona ksatria. Aku hanya penasaran dengan apa yang ada di hadapanku.” 

“And laki-laki yang aneh. Tidak mungkin nona Airi benar-benar jatuh hati pada orang seperti Anda.” 

“Eh, apa? Aku tidak dengar ucapanmu.” 

“Bukan apa-apa.” 

Hmm. Aku kembali fokus ke masalah di depanku. Aku menyadari sesuatu yang menarik di sini. Gadis muda berpakaian lusuh itu juga setengah binatang. Whoa! Dia tampak manis dengan rambut jingga dan telinga runcing khas milik kucing. 

Namun gadis itu tampak kesakitan. Terlebih laki-laki kurus di belakangnya hanya terdiam kaku dan tidak bertindak apa-apa selain melotot ke arah pria bertubuh kekar yang membawa pedang besar di pundaknya. Seperti yang dibayangkan dari petualang barbar sok kuat. 

Pria besar tersebut mendekati gadis muda di depannya dengan tatapan merendahkan, sudah sangat jelas apa maksudnya. Gadis binatang itu terlihat menggeram penuh amarah. 

“Berani-beraninya kau, budak rendahan menjatuhkan bir favoritku! Aku akan melumatkanmu dan menjualnya ke pedagang gelap sebagai biaya ganti!” 

Meski gadis bintang tersebut menatap marah kepada sang pria, dia pun terlihat ketakutan. Jika dia seorang budak, maka pria kurus di belakangnya adalah pemiliknya. 

Namun pemiliknya hanya terdiam di saat budaknya diperlakukan seperti itu. Yah, paling tidak belalah sedikit gadis itu. 

“Nona ksatria? Apa Anda akan diam saja?” 

“Aku sedang melihat situasinya.” 

“Kalau begitu biarkan aku saja yang bertindak. Tidak peduli mana yang salah, aku tidak suka pada orang barbar itu, aliran Mana di tubuhnya begitu kacau.” 

“Eh? Apa Anda bilang?” 

Pria berotot itu terlihat mengepalkan tangan kirinya dan berjalan semakin dekat ke arah gadis binatang tersebut. Dia meluncurkan pukulan tanpa sedikit pun rasa iba. 

Namun itu hanya aku berdiam diri. Aku segera menggunakan Boost dan meluncur ke depan pria berotot itu. Tangan kananku mencengkeram kepalan tangan kuatnya. Sesaat kami saling bertukar pandang, hingga kemudian dia mengayunkan pedang besar di tangan kanannya. 

Aku menahan lengan bawahnya dan lalu menghantamkan kepalaku ke kepalanya dengan cepat. Pria itu segera menjatuhkan pedangnya, menahan rasa sakit sambil berjalan sempoyongan. Aku segera mengambil inisiatif menyerang dengan menendang tubuh sebelah kirinya. 

Pria itu terlempar beberapa meter ke atas jalan, tetapi dia tidak pingsan dan masih menahan perasaan sakit di tubuhnya. 

Aku menoleh ke kiri, gadis muda itu tampaknya tidak terluka. Ouch, kulihat pipi kirinya sedikit memar. Aku mendekatinya dan memberikan uluran tangan persahabatan. 

“Kau baik-baik saja?” 

“I-iya.” 

Gadis itu menunduk dalam. Pria kurus di belakangnya pun akhirnya mendekatiku. 

“Terima kasih atas bantuan Tuan. Jika Anda tidak ada di sini, pria itu pasti akan semakin berulah buruk.” 

“Hn, tidak apa. Apakah Anda terluka?” 

“Tidak, hanya gadis budak yang aku sewa ini saja yang terluka akibat melindungiku dari pria itu.” 

“Um, baiklah.” 

Setelah itu jalanan kembali lancar lagi. Pria kurus itu ternyata adalah pedagang sayur dan gadis muda itu hanya budak yang disewa untuk membantu pekerjaan keluarga petani sayur tersebut. Masalah ini selesai dengan cepat. Pria barbar itu juga sudah menghilang entah ke mana. 

“Kagami! Apakah kau baik-baik saja?” 

Airi dan Lily mendatangiku dengan wajah penuh kekhawatiran. Lily langsung menyambar tubuhku dan memeluknya dengan manja. 

“Aku tidak apa-apa, Airi.” 

“Master yang terhebat! Master tidak terkalahkan!” 

Lily berlari kecil mengelilingiku. Gadis muda itu hanya menatapku dengan tajam. Apakah dia merasa terganggu denganku? Aku ingin menghindar dari tatapan menakutkannya. 

“A-apakah Anda nona Airi? Putri dari Baron Azla?” 

“Benar. Ada apa?” 

“Berarti laki-laki ini adalah Kagami? Orang yang telah menyelamatkan Anda dan nyonya Aurelia.” 

“Itu benar.” 

“Whoa! Aku tidak menyangka dapat bertemu dengan Anda, tuan pahlawan!” 

Pria kurus itu menjadi berisik. 

“Kenapa Anda begitu senang? Aku juga hanya orang biasa seperti Anda.” 

“Tidak-tidak! Meski orang biasa, Anda dapat sebegitu dekat dengan nona Airi. Asal Anda tahu, nona Airi begitu disukai oleh banyak pria bangsawan dan para petualang loh.” 

Itu bukan urusan! Aku tidak peduli dia menyukai siapa dan disukai siapa! Aku bukan orang dari dunia ini! 

“Ah, tuan Kagami, ada seseorang yang ingin aku kenalkan kepada Anda.” 

“Em, siapa?” 

“Dia adalah Rain. Gadis ini sangat menyukai Anda. Dia tidak hanya budak biasa, tetapi juga seorang petualang.” 

Oh, jadi gadis muda ini bernama Rain? Nama yang indah. Apakah dia dilahirkan saat hujan turun? Dia terlihat seusia denganku, atau mungkin setahun lebih muda? 

“Tuan Kagami, tolong jadikan saya budak Anda!” 

“Eh? Ah, ya. Aku akan memikirkan hal itu nanti.” 

Sial! Suasananya semakin rumit di sini. 

Aku menoleh ke kiri, di sana Airi dan ksatria wanitanya, Miuna, sedang menungguku dengan wajah kesal. Yah, kita sudahi semua ini dan segera berangkat. Aku tidak ingin mereka berdua memarahiku hanya karena aku sedikit populer.


Posting Komentar

0 Komentar