Kelompok Kreon tengah mencoba mengaktifkan formasi sihir. Akan tetapi, wajah penuh keraguan muncul dari para petualang. Saat pria itu menanyakan alasan, salah satu menjawab dengan khawatir bahwa Hunter akan muncul ketika mereka sedang mengaktifkannya.
Namun, Kreon berjanji akan menahan sekuat Hunter yang muncul sebisanya, tentunya dibantu oleh Sakura yang lebih kuat darinya. Setelah sekitar lima menit mereka melakukannya, tidak ada tanda-tanda kemunculan Hunter. Kreon dan Sakura masih tetap fokus untuk mengamati pintu masuk ruangan gua tersebut. Kemudian suara hentakan yang kuat perlahan dapat dirasakan oleh keduanya. Kreon dan Sakura mengambil sikap bertarung masing-masing.
Saat makhluk yang ditunggu-tunggu terdengar mendekat. Siluet misterius terbang menghantam pintu masuk ruangan tersebut. Itu adalah Kagami, yang menabrak dengan kuat seakan dilempar oleh sesuatu dengan cepat.
"Tuan kagami?"
"Tunggu, Sakura!"
Sakura berusaha mendekati sosok tersebut, tetapi Kreon menahannya. Astal yang mulai terlihat menoleh ke hadapan mereka berdua, membiarkan Kagami yang masih merintih kesakitan tak berdaya.
Makhluk itu bergerak ke arah di mana Sakura berada dan hendak menyerangnya. Gadis tersebut hanya terdiam dan menunggu kematian itu mendekatinya. Tetapi siluet melesat bak kilat dan menggantikannya. Kagami yang awalnya terlihat kesakitan, berlari dengan cepat dan mendorong tubuh Sakura. Sayang sekali, serangan tersebut justru mengenai tubuh laki-laki tersebut dan membuatnya kembali terlempar menghantam dinding.
Astal tersebut melakukannya seakan dia ingin menunjukkan bahwa Kagami hanya manusia lemah yang tak berguna, tentu saja, jika Kagami adalah manusia biasa, dia sudah mati sejak awal pertarungan.
Makhluk tersebut melesat kembali ke arah Kagami seperti ingin menyelesaikan bagian terakhirnya. Menusuk kembali tubuh Kagami dengan kekuatan yang mengerikan, tindakan tersebut sedikit ditahan oleh kedua tangan Kagami.
Sakura melihatnya dengan saksama, wajah Kagami telah berlumuran darah, tubuhnya menjadi dipenuhi kerusakan parah yang ditimbulkan makhluk itu. Dia menjadi lemas, seperti kakek-kakek yang tidak memiliki kekuatan untuk bangkit. Satu capit yang tersisa berhasil menusuk perutnya lagi.
Di sana, Kagami sudah mulai tak bergerak lagi. Wajah dengan senyuman yang selalu dibayangkan Sakura kini sepenuhnya menghilang. Dia tidak memiliki cahaya kehidupan lagi. Ekspresinya datar dengan mata yang menatap hampa ke bawah. Saat kepalanya bergerak karena lemas dan tertunduk lesu.
Sakura terjatuh seperti boneka yang talinya telah putus. Melihat orang paling disayanginya terluka sebegitu parahnya, dia tidak dapat bergerak lagi. Bahkan berkedip untuk berkedip sekali pun tak ia lakukan.
Astal itu mencabut capitnya, membiarkan tubuh Kagami terjatuh di lantai seperti mainan. Darah yang mangalir deras mulai membasahi sekitar tubuhnya. Saat itulah, Sakura perlahan merangkak dengan sisa kekuatannya, dia ingin mendekati lelaki tersebut. Tetapi jarak yang begitu dekat membuatnya seolah berada 100 Km jauhnya.
Dia tidak menangis, hanya ekspresi wajahnya tidak tergambarkan dan bahkan tidak dapat dituliskan hanya dengan kata-kata. Begitu pula dengan para petualang yang melihat kejadian tersebut, mereka semua terdiam penuh menatap tubuh Kagami yang tergeletak di lantai.
"Ka-ga-mi ...."
Gadis tersebut hanya dapat memanggil nama itu dengan terpatah-patah. Melihat mainannya sudah rusak, Astal tersebut menoleh ke Sakura. Dia berjalan pelan dengan enam kakinya. Gadis itu tidak memikirkan hal tersebut, dia tidak peduli dengan kehadiran Astal di hadapannya, karena yang dia pikirkan saat ini hanyalah sosok yang paling dia favoritkan, yang saat ini berbaring di hadapannya.
"Sakura! Pergi dari sana!"
Kreon yang satu-satunya masih sadar mencoba memperingati. Sayangnya Sakura tidak peduli lagi. Capit raksasa mulai terangkat tinggi. Dalam hitungan detik, makhluk tersebut mengayunkannya ke bawah menuju di mana tubuh Sakura berada.
Namun, sebuah embusan angin yang kuat muncul dan mendorong Astal itu untuk menjauh dari Sakura. Gadis kelinci yang diam-diam menangis itu membuka mulutnya dengan ekspresi terkejut saat gelombang kuat muncul dari tubuh Kagami.
"Meister Level 3: Incomplete Astal Form, diaktifkan."
Suara yang sama dari Device yang sama pula. Tangan milik Kagami perlahan menopang tubuhnya dan memaksa untuk berdiri sekuat tenaga. Asap putih menyelimuti seluruh tubuhnya, luka-luka yang tampak di permukaannya hilang seketika itu juga.
Kali ini, tato hitam berbentuk kobaran api itu semakin menjalar dan mencapai mata kanannya. Bola matanya yang putih kini menjadi hitam. Cahaya merah di pupilnya menjadi semakin terang. Lalu tangan kanannya yang semula terluka, mulai dibalut dengan tato hitam yang sama pula. Bedanya, seluruh tangan kanannya ditelan oleh kegelapan itu sendiri.
Astal yang masih belum puas itu mencoba kembali memberikan serangan yang sama. Kali ini, serangan tersebut berhasil ditahan dengan mudah oleh Kagami. Dia menahannya hanya dengan satu tangan, ya, dengan tangan kanannya yang berwarna hitam pekat.
Kekuatan iblis itu menekan lebih kuat dan memberikan daya hancur berlebihan kepada Kagami, anehnya, justru capitnya sendiri yang perlahan retak dan hancur, seakan kekuatan penghancurnya dibalikkan saat bersentuhan dengan Kagami.
Kagami mengarahkan tangan kanannya ke depan, lalu pola lingkaran sihir berwarna hitam dengan tiga lapis yang perlahan membesar mulai muncul seperti hadiah kejutan untuk semua orang yang melihatnya.
"Matilah! Matilah! Wahai bentuk kehidupan rendahan, matilah atas perintahku! Grand Crest!"
Mantra misterius yang belum pernah dia ucapkan sebelumnya, tiba-tiba membuat tiga lapis lingkaran sihir bergerak terpisah menjadi tiga bagian yang saling berjajar membentuk segitiga. Suatu tembakan elektromagnet berwarna hitam muncul dari ketiga lingkaran dan melahap semua yang ada di depannya.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan langit-langit dari gua tersebut hancur dan memperlihatkan pepohonan lebat. Hal tersebut mengingatkan bahwa mereka berada di dalam gua yang terletak di tengah hutan.
Kagami menoleh dengan wajah kosong, dia mengarahkan tangan kanannya kepada para petualang. Beruntunglah mereka semua tanpa terkecuali kembali sadar dan merunduk saat serangan tersebut berlanjut hingga menghancurkan setengah dari gua yang ada. Tidak hanya itu, bahkan serangan tersebut bisa dikatakan menelan seperempat dari total luas hutan yang mengelilingi mereka, menjadikannya lahan kosong tanpa adanya pepohonan.
Cahaya mulai memasuki pandangan mereka semua, hingga membuat mereka menutup mata karena terkejut dengan cahaya terang yang tiba-tiba menusuk mata mereka. Saat sihir mengerikan itu berhenti, Kagami terjatuh lemas. Sakura yang tersadar segera berlari dan menopang tubuh laki-laki tersebut.
"Tuan Kagami! Sadarlah! Tuan Kagami! Tuan Kagami ...!"
Laki-laki itu tidak memberikan jawaban dan hanya menatap Sakura dengan mata sayu. Wujud perlahan kembali normal dan menghilangkan kesan buruk yang tadi menempel di seluruh tubuhnya. Dia tidak dapat menjawab teriakan Sakura, sebagai gantinya, dia tersenyum lembut kepada gadis tersebut.
Pada akhirnya, Sakura mengambil langkah pertamanya dan memeluk Kagami dengan penuh kasih. Semua orang yang hampir mati akibat serang dadakan dari Kagami hanya dapat melongo dan terdiam seribu bahasa, bahkan ada salah satu petualang yang membasahi celananya karena rasa takut itu. Tanpa mereka semua sadari, mereka telah selamat dan dapat kembali menghirup udara segar.
Tidak ada yang menghela napas karena lega, hampirsemuanya menangis. Bukan menangis bahagia karena telah selamat, tetapi menangiskarena hampir saja terbunuh oleh serangan mengerikan dari Kagami yangmeluluhlantakkan seperempat wilayah di bukit itu.

0 Komentar